Home » » SAAT-SAAT PIKIRAN LEMAH

SAAT-SAAT PIKIRAN LEMAH

Written By Alkitab Asli on Thursday, September 13, 2012 | 10:10 AM

SAAT-SAAT PIKIRAN LEMAH


"Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."" (1 Raja-Raja 19:14).

Orang-orang yang kuat kerohaniannya, jikalau mereka tertekan hebat karena keadaan memaksa, mereka akan menjadi tawar hati dan putus asa. Bukanlah masalah baru atau perkara aneh jikalau mereka kadang-kadang membenci hidup itu sendiri. Biarlah orang-orang yang seperti ini mengingat bahwa salah seorang nabi yang paling perkasa telah melarikan diri untuk menghindari amarah seorang wanita yang kesurupan... Mereka yang telah memanfaatkan kuasa hidup dalam pekerjaan yang memerlukan pengorbanan, atau yang tergoda supaya tawar hati dan kurang percaya, biarlah mereka beroleh keberanian dari pengalaman Elia...

Pada saat pikiran sangat lemah, setan menyerang jiwa kita dengan penggodaan yang hebat... Dia yang telah menaruh percaya pada Allah selama musim kering dan musim kelaparan, dia yang pernah berdiri dengan gagah di hadapan raja Ahab, dia yang telah berdiri teguh dihadapan seluruh bangsa Israel sebagai saksi bagi Allah yang benar pada hari yang dahsyat itu, dalam keadaan letih telah membiarkan perasaan takut mati mengalahkan imannya dalam Allah.

Bilamana kita diserang kebimbangan atau menghadapi situasi yang membingungkan, atau sedang dilanda kemiskinan dan kesusahan, setan berusaha menggoncang iman kita dalam Tuhan... Tetapi Allah memahaminya sehingga Dia masih mengasihi kita dan menaruh belas kasihan pada kita. Dia membaca maksud dan tujuan hati. Menunggu dengan sabar, tetapi percaya walaupun segala sesuatu tampak gelap, inilah berbagai pelajaran yang perlu dipelajari para pemimpin dalam pekerjaan Allah. Surga tidak akan menjatuhkan mereka pada hari kesusahan. Nyatanya tidak ada orang yang lebih malang, namun tidak terkalahkan daripada orang yang merasakan kekosongannya dan bersandar sepenuhnya kepada Allah.

Pelajaran dalam pengalaman Elia ditujukan bukan hanya kepada orang yang bertanggungjawab penuh dalam jabatannya itu memberikan pelajaran baru bagaimana mempercayai Allah pada masa pencobaan. Dia yang menjadi sumber kekuatan Elia cukup kuat untuk menolong setiap anakNYA yang berjuang, betapapun lemahnya. Dia mengharapkan kesetiaan setiap orang. Dia memberikan kekuatan kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Share this article :

Post a Comment